Senin, 18 April 2011

Smile and Forgive

Gimana sih rasanya lo percaya sama orang tapi kepercayaan lo malah disalah gunakan? Gue bukan tipe orang yang gampang cerita masalah gue ke orang. Pada suatu waktu, akhirnya gue memutuskan untuk percaya ke suatu orang. Orang itu. Gue menceritakan beberapa masalah gue pada saat dia bertanya 'kenapa' atau 'ada apa'. Tapi, gatau kenapa gue ga cerita semua masalah gue. Karena rasanya di hati ada yang ngeganjel. Something's wrong.

Dan untuk kali ini, hati gue benar.

Pada suatu saat, orang itu dan gue memiliki masalah. Salah paham. Kami bertengkar. Dia berkata ini dan berkata itu. Gue berkata ini dan berkata itu. Lalu, tanpa pernah sekalipun terlintas di otak gue dia bakal melakukan itu, dia menusuk gue menggunakan cerita-cerita gue yang pernah gue ceritain ke dia. Swear to God, gue ga pernah mikir dia bakal nusuk gue right through my chest. Gue ga pernah mikir dia sejahat itu ke gue.

Apa yang salah? Yang salah adalah dia membeberkan sesuatu yang mestinya tidak dijadikan sebagai bahan untuk bertengkar.
Apa yang sangat salah? Yang paling salah adalah dia membuka kembali memori-memori that I've been trying to forgotten.
Apa yang tersalah? Dia menghancurkan fondasi kepercayaan gue yang sangat susah gue bangun. Dia ambrukin gitu aja. Hancur semuanya.
Apa yang paling salah dari yang paling salah dan tersalah? Ini semua. Karena dia ga pernah salah. Karena mau gue bener kayak gimana juga, tetep aja menurut dia gue yang salah.

Rasanya? Jangan ditanya, sesak bukan main.

Kayak didorong ke jurang. Mau nangis ga sempet, mau marah sama yang dorong apalagi. Bisanya cuma senyum, dadah, dan teriak makasih. Lalu, sebelum gue sampe didasar, gue berkata pada diri sendiri agar jangan gampang percaya sama orang lain. Dan, kalau gue masih ada kesempatan untuk selamat dari jurang, gue meyakinkan diri gue untuk trust no one but myself.

Gue nanya ke diri gue, "Dia jahat sekali sama gue. Kira-kira gue perlu ngebales gak ya kejahatannya dia? Kebetulan kan gue banyak diceritain masalahnya dia."
Jawabannya engga. Suer ga munafik, ga sok baik, ga sok bijak, tapi emang beneran engga.

Kenapa?
Pertama, karena gue harusnya bilang makasih udah dikasih pelajaran baru dari dia. Kedua, karena kata salah satu temen gue, kalo ada orang jahat sama lo ya jangan dijahatin balik. Dibaikin. Dikasih senyuman yang paling manis. Somehow, your smile and your kindness will hurt them more than your cruel words.

Then, gue memutuskan untuk melakukan itu.
I smile, I forgive, but I will never forget :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar